Tuesday, 28 January 2014
ISBD - KONSEP GENERAL EDUCATION
MPK UNSRI
KONSEP GENERAL EDUCATION
Dalam
kehidupan masyarakat modern ketergantungan hidup terhadap produk
teknologi terutama teknologi informasi. Kemajuan iptek di era
globalisasi (kehidupan tanpa tapal batas), menuntut masyarakat untuk
memiliki kemampuan spesialisasi. Hal ini berpengaruh pada pola fikir,
pola hidup dan perilaku.
Teknologi
disatu sisi membantu aktivitas hidup masyarakat, di sisi lain
menjadikan sikap mental masyarakat malas, karena dibuai berbagai
kemudahan. Kehidupan di zaman modern seolah-olah tidak akan dapat
bertahan hidup tanpa bantuan produk teknologi.. hal ini memaksa
kehidupan menjadi konsumtif. Pada saatnya akan menggusur nilai-nilai
kemanusiaan yaitu kemandirian dalam mengatasi persoalan hidupnya.
Nilai-nilai kemandirian sangat dibutuhkan karena di dalamnya ada unsur
kreatifitas dan efisiensi. Situasi yang dilematis, perkembangan
kehidupan modern biaya hidup menjadi tinggi, namun tidak mengikuti
perkembangan jauh ketinggalan, ini merupakan problematika kehidupan
modern.
Untuk
mengantisipasi dampak negative kemajuan iptek dan lajunya arus
globalisasi yang cepat, perlu menyadari untuk segera membekali peserta
didik dengan kemampuan dasar diantaranya nilai-nilai kemandirian.
Secara
filosofis kemampuan tersebut berupa kemampuan dalam memahami, memaknai
dan mengamalkan nilai-nilai esensial yang ada pada dirinya baik sebagai
individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga Negara maupun
sebagai bagian dari alam.
Abad
20 di Amerika dan Eropa, hasil analisis mereka berkesimpulan bahwa
system pendidikan modern telah menghasilkan para saintis dan teknokrat
yang handal tapi tidak melahirkan para lulusan yang memiliki integritas
kepribadian.
Menurut Philip H. Phenix (1964:6), enam pola makna esensial bagi segenap mahasiswa :
a) Makna symbolycs, yaitu kemampuan berbahasa dan berhitung
b) Makna empirics, yaitu kemampuan untuk memaknai benda-benda melalui proses penjelajahan dan penyelidikan empiris
c) Makna esthetics, yaitu kemampuan memaknai keindahan seni dan fenomena alam
d) Makna ethics, yaitu kemampuan memaknai baik dan buruk
e) Makna synoetics, yakni kemampuan berfikir logis, rasional sehingga dapat memaknai benar dan salah
f) Makna synoptic, yaitu kemampuan untuk beragama atau berfilsafat
Keenam pola makna di atas dikemas dalam bentuk General Education (pendidikan umum)
Philip H. Phenix (1963:8) merumuskan tujuan pendidikan umum :
A
complete person should be skilled in the use of speech, symbol and
gesture, factually well informed, capale of creating and apresiating
object of esthetic significance, endowed with a rich and disciplined
life in relation to self and others, able to make wise decision and to
judge between right and wrong and possed of an integral out look
Artinya
manusia yang memiliki kemampuan dalam menggunakan kata-kata, symbol,
isyarat, dapat menerima informasi factual, dapat melakukan dan
mengapresiasi objek-objek seni, memiliki kemampuan dan disiplin hidup
dalam hubungan dengan dirinya maupun orang lain, cakap dalam mengambil
keputusan yang bijaksana, dapat mempertimbangkan antara yang benar dan
yang salah serta memiliki pandangan yang integral.
Wolfgang Klafki (1968:20)
: general education merupakan bidang studi yang komprehensif karena
mendidik KEPALA, HATI DAN TANGAN. Secara terintegrasi. Sasaran yang
disentuh dalam general education adalah tiga potensi utama manusia yaitu
: akal, hati dan tingkah lakunya.
Di
Amerika dan Inggris, konsep general education, dalam rangka menciptakan
masyarakat yang berbudaya, demokratis dan perduli terhadap
lingkungannya baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialnya.
Laporan
lima puluh tahunan dari Nation Society for the study of education tahun
1958, program studi general education di Amerika, dilatarbelakangi oleh
empat hal, yaitu :
1. Sebagai
reaksi masyarakat terhadap spesialisasi keilmuan yang berlebihan,
dimana para spesialis telah mendewakan hasil-hasil temuannya yang
menakjubkan, sementara mereka lupa pada nilai-nilai esensial
kemanusiaannya.
2. Sebagai reaksi terhadap kepincangan penguasaan minat-minat khusus dengan perolehan peradaban yang lebih luas
3. Sebagai reaksi terhadap pengkotak-kotakan kurikulum dan pecahnya pengalaman belajar siswa
4. Sebagai reaksi terhadap formalism dalam pendidikan liberal
KONSEP PENDIDIKAN UMUM DI INDONESIA
System
pendidikan modern cenderung mengarah pada suatu proses dehumanisasi.
Ditandai oleh penajaman kajian keilmuan atau spesialisasi berlebihan
dalam bidang-bidang tertentu. Maka system pendidikannya cenderung hanya
memahami manusia pada satu aspek tertentu saja, sedangkan aspek-aspek
lainnya diabaikan.
Pendidikan
seperti ini menghasilkan para lulusan yang pola piker, pola hidup
bersifat materialistis dan perilaku mekanistik. Mereka menjadi suatu
generasi yang miskin akan nilai-nilai kemanusiaan yang hakiki. Sangat
menghawatirkan generasi depan. Mereka masuk ke dalam persaingan global
dengan menghalalkan segala cara demi mencapai kesuksesan material
semata.
Gambaran
kecenderungan dunia pendidikan tinggi dewasa ini sangat mementingkan
pengembangan spesialisasi, sementara pengembangan nilai-nilai
kemanusiaan yang bersifat universal nyaris terabaikan. Maka anak didik
perlu dibekali suatu kemampuan untuk memahami, memaknai dan mengamalkan
nilai-nilai universal.
Konsep
pendidikan umum di Indonesia berangkat dari UU no 20 tahun 2003 tentang
system pendidikan nasional. Berdasarkan dari tujuan pendidikan
nasional, kurikulum pendidikan nasional Indonesia selalu memuat
nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan secara terintegrasi. Untuk
ditingkat perguruan tinggi di sebut mata kuliah dasar umum (MKDU) yaitu
sekelompok mata kuliah yang memberikan landasan dalam pengembangan dunia
spesialisnya masing-masing.
MKDU
dirubah menjadi MPK dan MBB. Kedua kelompok bidang studi ini merupakan
salah satu bentuk pembelajaran mahasiswa perguruan tinggi Indonesia
dalam pencapaian tujuan utama pendidikan nasional, yaitu membentuk
kepribadian utuh melalui proses pembelajaran secara terintegrasi dengan
menggunakan pendekatan multi atau interdisipliner. Dalam konsep di
Amerika disebut General Education.
HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP MBB-ISBD
Program
studi General Education di Amerika telah dikolaborasi para ahli
pendidikan di Indonesia menjadi sebuah studi atau mata kuliah MKDU
(istilah dulu). Kelompok mata kuliah pertama memuat mata kuliah
pendidikan Pancasila, pendidikan agama dan pendidikan kewiraan nasional,
kelompok kedua memuat mata kuliah ISBD, IBD dan IAD. Kedua kelompok
tersebut kini menjadi MPK dan MBB.
Kelompok
mata kuliah di atas berusaha membekali mahasiswa berupa kemampuan dasar
tentang pemahaman, pemaknaan dan pengamalan nilai-nilai dasar
kemanusiaan baik sebagai pribadi, sebagai warga Negara Indonesia,
anggota keluarga, warga masyarakat dan sebagai bagian dari alam ciptaan
Tuhan. Tujuannya memberikan landasan berfikir, bersikap dan bertindak
agar lulusan perguruan tinggi menjadi manusia yang memiliki kepribadian
yang utuh yaitu pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang
Maha Esa, berahlak mulia, sehat rohani dan jasmani, cerdas, trampil,
mandiri, memiliki jati diri, serta memiliki rasa tanggung jawab
kemanusiaan dan kebangsaan.
Untuk mencapai tujuan tersebut disusunlah kurikulum inti yang memuat nilai-nilai dasar .
VISI, MISI DAN TUJUAN MBB-ISBD
VISI ISBD
Berkembangnya
mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam
memahami keragaman dan kesederajatan manusia yang dilandasi nilai-nilai
estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat
MISI ISBD
Memberikan
landasan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan sikap kritis, peka dan
arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman dan kesederajatan manusia
dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan mahluk social yang
beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.
TUJUAN ISBD
1.
Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang
keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan mahluk
social dalam kehidupan masyarakat
2.
Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan
kesederajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika dan moral
dalam kehidupan bermasyarakat
3.
Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan
kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu
dan mahluk social yang beradab dalam mempraktikan pengetahuan akademik
dan keahliannya.
SUBTANSI DAN URAIAN SUB POKOK BAHASAN
Pendahuluan
Bagian pendahuluan ini merupakan kuliah pengantar yang dimaksudkan untuk memberikan penjelasan umum mengenai mata kuliah ISBD
Tujuan
pembelajaran yang diharapkan dari topic ini adalah agar mahasiswa mampu
memahami dan menyadari pentingnya mata kuliah ISBD sebagai bagian
integral dari kurikulum pendidikan tinggi.
POKOK BAHASAN TOPIK INI :
1. Visi, misi dan tujuan kuliah ISBD
2. Pengertian ilmu social, ilmu budaya dan ISBD
3. Ruang lingkup ISBD :
a. Manusia sebagai mahluk budaya
b. Manusia dan peradaban
c. Manusia sebagai individu dan mahluk social
d. Manusia, keragaman dan kesederajatan
e. Manusia, moralitas dan hokum
f. Manusia, sain dan teknologi
g. Manusia dan lingkungan
4. Kedudukan ISBD dalam pendidikan umum (general education) di perguruan tinggi
5. Fungsi pendidikan umum dan MBB di perguruan tinggi
6. ISBD sebagai alternative pemecahan masalah social budaya
7. Metode pembelajaran ISBD
PENGERTIAN ILMU SOSIAL, ILMU BUDAYA DAN ISBD
a. Pengertian Ilmu Sosial
Sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah filsafat (philosophia), dari filsafat lahir tiga cabang ilmu pengetahuan :
1. Natural Science (ilmu-ilmu alam meliputi : fisika, kimia, biologi dll)
2. Social Sciences (ilmu-ilmu social meliputi : sejarah, politik, ekonomi dll)
3. Humanities (ilmu-ilmu budaya meliputi : bahasa, agama, kesenian dll)
Dalam
dunia pengajaran, ilmu-ilmu social mengalami perkembangan sehingga
timbul faham STUDI SOSIAL (social studies. Kalau di Indonesia (IPS).
Paham studi social dipergunakan bagi keperluan pendidikan dan pengajaran
bukan disiplin ilmu yang mandiri. Studi social/IPS adalah ilmu-ilmu
social yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran di SD
dan Menengah (elementary and secondary school). IPS adalah fusi dari
sejumlah mata pelajaran social. Maka ilmu-ilmu social merupakan dasar
dari IPS, tapi tidak berarti seluruh ilmu-ilmu social menjadi bahan IPS.
Tingkat usia, jenjang pendidikan dan perkembangan pengetahuan anak
didik menentukan materi-materi ilmu-ilmu social mana yang tepat menjadi
pokok bahasan dalam IPS.
Ilmu
social dinamakan demikian karena ilmu tersebut mengambil masyarakat
atau kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajarinya. Ilmu-ilmu
social belum mempunyai kaidah-kaidah dan dalil-dalil tetap yang diterima
oleh bagian terbesar masyarakat. Sedangkan yang menjadi objeknya adalah
masyarakat manusia yang selalu berubah-ubah.
Ilmu-ilmu
social baru pada tahapan analisis dinamika, artinya baru sampai pada
analisis-analisis tentang masyarakat manusia dalam keadaan bergerak.
Jadi untuk melihat perbedaan antara social science dengan natural
science dilihat dari objek formanya, artinya objek social science adalah
manusia sedangkan untuk membedakan antara ilmu-ilmu social adalah focus
of interest (pusat perhatian), missal ilmu ekonomi yang menjadi pusat
yang dipelajarinya adalah usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan
materilnya dari bahan-bahan yang terbatas ketersediannya. Ilmu politik
pusat perhatiannya mengenai kekuasaan manusia dst.
b. Ilmu Budaya
Ilmu
budaya adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling
mendasar dalam kehidupan manusia sebagai mahluk berbudaya (homohumanus)
dan masalah-masalah yang menyertainya, sering disebut sebagai humanities
yang merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tentang konsep-konsep yang dapat digunakan untuk masalah-masalah
manusia dan kebudayaan.
Materi
ilmu budaya dari bahan pengetahuan humanniora seperti filsafat,
teleologia, ilmu hokum, sejarah, bahasa, kesusastraan dan seni.
Humaniora mengajarkan bahan ajaran yang mencerminkan keutuhan manusia
dan membantu agar manusia lebih manusiawi.
Humaniora adalah seperangkat sikap, perilaku, moral manusia terhadap sesamanya
Humanities adalah pengetahuan kebudayaan
c. ISBD
Untuk
melihat apa itu ISBD bisa dilihat dari materi kuliah I, ISBD sebagai
General Education. Diawali dari historinya, bahwa program studi general
education / pendidikan umum yang ada di Amerika telah dikolaborasi oleh
para ahli pendidikan di Indonesia menjadi studi/mata kuliah yang dulu
disebut MKDU. MKDU di bagi menjadi dua kelompok yaitu MPK (mata kuliah
Pengembangan Kepribadian yang meliputi : Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama dan Pendidkan Kewiraaan Nasional) dan kelompok mata
kuliah MBB (mata kuliah berkehidupan bermasyarakat yang meliputi mata
kuliah ISD, IBD dan IAD) dan IBD dan ISD melebur menjadi mata kuliah
ISBD.
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA
Manusia
adalah mahluk budaya artinya mahluk yang berkemampuan menciptakan
kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai mahluk
berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan
hidupnya. Sebagai catatan bahwa dengan pikirannya manusia mendapatkan
ilmu pengetahuan. Dengan kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya dan
dengan perasaannya manusia dapat mencapai kebahagiaan.
Adapun
sarana untuk memelihara dan meningkatkan ilmu pengetahuan dinamakan
LOGIKA. Sarana untuk meningkatkan dan memelihara pola perilaku dan mutu
kesenian adalah ETIKA dan ESTETIKA.
Tujuan
dari pemahaman bahwa manusia sebagai mahluk budaya, agar dapat
dijadikan dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan mensikapi
berbagai problematic budaya yang berkembang di masyarakat sehingga
manusia tidak semata-mata merupakan mahluk biologis saja namun juga
sebagai mahluk social, ekonomi, politik dan mahluk budaya.
Pengertian
kebudayaan ditinjau dari bahasa Sansakerta “budhayah” (jamak), budhi =
budi/akal. Jadi kebudayaan adalah hasil akal manusia untuk mencapai
kesempurnaan . EB. Taylor mengartikan kebudayaan sebagai : “keseluruhan
kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan serta yang di
dapat manusia sebagai anggota masyarakat. Atau diartikan pula segala
sesuatu yang diciptakan manusia baik materi maupun non material melalui
aka”l. Budaya itu tidak diwariskan secara generative (biologis) tapi
melalui belajar.
Menurut
Koentjaraningrat : “kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar”. Kebudayaan sebagai tatanan
pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai sikap, makna, hirarkhi,
agama, waktu, peranan hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek
materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke
generasi melalui usaha individu dan kelompok.
Dengan
hasil budaya manusia, maka terjadilah pula kehidupan. Pola kehidupan
inilah yang menyebabkan hidup bersama dan dengan pola kehidupan ini
dapat mempengaruhi cara berfikir dan gerak social. Dengan memfungsikan
akal budinya dan pengetahuan kebudayaannya, manusia bias
mempertimbangkan dan menyikapi problema budayanya.
Kebudayaan
perlu dikaji agar kita bias mengembangkan kepribadian dan wawasan
berfikir. Kebudayaan diciptakan manusia dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan manusia dalam rangka mempertahankan hidup serta meningkatkan
kesejahteraannya. Dalam proses perkembangan kebudayaan terjadi pula
penyimpangan dari tujuan penciptaan kebudayaan yang disebut MASALAH
KEBUDAYAAN. Masalah kebudayaan adalah segala system/tata nilai, sikap
mental, pola berfikir pola tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan
yang tidak memuaskan bagi warga masyarakat secara keseluruhan. Masalah
tata nilai dapat menimbulkan kasus-kasus kemasyarakatan antara lain :
DEHUMANISASI, artinya pengurangan arti kemanusiaan seseorang. Jadi kita
melihat Dehumanisasi terjadi akibat perubahan sikap manusia sebagai
dampak dari penyimpangan tujuan pengembangan kebudayaan. Untuk
mengantisipasi hal itu, manusia harus dikenalkan pada pengetahuan
kebudayaan dan filsafat. Melalui filsafat bias memaknai tentang etika,
estetika dan logika
Jadi
melalui kajian pengetahuan budaya, kita ingin menciptakan atau
penertiban dan pengolahan nilaii-nilai insane sebagai usaha memanusiakan
diri dalam alam lingkungannya baik secara fisik maupun mental. Manusia
memanusiakan dirinya dan lingkungannya, artinya manusia membudayakan
alam, memanusiakan hidup dan menyempurnakan hubungan insane.
Adapun wujud dari kebudayaan adalah :
IDE (gagasan), adalah konsep pikiran manusia yang menjadi system budaya yang jadi adat istiadat
ACTIVITY, yaitu kompleks aktivitas yang saling berinteraksi yang kemudian menjadi system social atau pola aktivitas.
BENDA BUDAYA, sebagai hasil aktivitas yang menjadi unsur kebudayaan adalah : bahasa, system teknologi, mata pencaharian, organisasi soail, system pengetahuan, religi dan kesenian..
ACTIVITY, yaitu kompleks aktivitas yang saling berinteraksi yang kemudian menjadi system social atau pola aktivitas.
BENDA BUDAYA, sebagai hasil aktivitas yang menjadi unsur kebudayaan adalah : bahasa, system teknologi, mata pencaharian, organisasi soail, system pengetahuan, religi dan kesenian..
KONSEP KEADILAN
Dalam
upaya memanusiakan manusia (homohumanus = manusia yang bersikap
manusia, berbudaya dan halus). Manusia harus memahami dan menghayati
konsep keadilan, penderitaan, cinta kasih, tanggung jawab, pengabdian,
pandangan hidup, keindahan dan kegelisahan.
Keadilan
adalah pengakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Pengakuan atas
hak hidup individu harus diimbangi melalui kerja keras tanpa merugikan
pihak lain, karena orang lain punya hak hidup seperti kita. Jadi kita
harus member kesempatan pada orang lain untuk mempertahankan hidupnya.
Prinsipnya keadilan terletak apada keseimbangan atau keharmonisan antara
menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Tindakan-tindakan yang menuntut
hak dan lupa pada kewajiban merupakan pemerasan. Sedangkan tindakan
yang hanya menjalankan kewajiban tanpa menuntut hak berakibat pada mudah
diperbudak atau dipengaruhi orang lain.
Jadi keadilan bila disimpulkan adalah :
1. Kesadaran adanya hak yang sama bagi setiap warga Negara
2. Kesadaran adanya kewajiban yang sama bagi setiap warga Negara
3. Hak dan kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran yang merata.
Cirri-ciri keadilan adalah :
1. Tidak memihak
2. Sama hak
3. Sah menurut hokum
4. Layak dan wajar
5. Benar secara moral
Sedangkan akibat dari ketidakadilan adalah “
1. Kehancuran : diri, keluarga, perusahaan, masyarakat, bangsa dan Negara
2. Kezaliman
yaitu keadaan yang tidak lagi menghargai, menghormati hak-hak orang
lain, sewenang-wenang merampas hak orang lain demi keserakahan dan
kepuasan nafsu.
Bagaimana agar kita bias memiliki sifat adil ?
1. Tekad bahwa hanya dengan keadilan hidup akan berkah
2. Berlaku adil pada siapapun agar hidup sukses
3. Cari ilmu sebab dengan berilmu dapat mengetahui hak dan kewajiban dan aturan hidup yang benar
4. Menghasilkan masalah dengan data dan informasi yang BAL (benar, akurat, lengkap)
5. Menjadikan keadilan sebagai kunci kebahagiaan, keselamatan, kesuksesan dan kemuliaan dalam hidup.
Macam-macam Keadilan :
1. Keadilan Legal (keadilan moral
Dalam
suatu komunitas yang adil, setiap orang menjalankan pekerjaan menurut
sifat dasar yang paling cocok baginya (the man behind the gun). Rasa
keadilan akan terwujud bila setiap individu melakukan fungsinya sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya, keadilan tidak akan terjadi bila ada
intervensi pada pihak lain dalam melaksanakan tugas kemasyarakatan dan
hal ini dapat memicu pertentangan, konflik dan ketidakserasian.
2. Keadilan Distributive
Keadilan
akan terlaksana bila hal yang sama diperlukan secara sama dan hal yang
tidak sama diperlakukan secara tidak sama diperlakukan secara tidak sama
(justice is done when equals are treated equally). Contoh : gaji
pegawai lulusan smu dan sarjana harus dibedakan.
Suber Bacaan :
Modul acuan pembelajaran MBB, ditjen dikti depdiknas Jakarta
Modul Pelatihan Dosen ISBD, Kopertis IV, 2007
ISD, Abu Ahmadi, Rineka Cipta, Jakarta, 1997
Sosiologi Suatu Pengantar, Soejono Soekanto, Rajawali, Jakarta, 2002
ISBD Sebagai General Education, Syahidin, Pelatihan Dosen ISBD, Kopertis Wilayah IV, 2007
Sosiologi Suatu Pengantar, Soejono Soekanto, Rajawali, Jakarta, 2002
ISBD Sebagai General Education, Syahidin, Pelatihan Dosen ISBD, Kopertis Wilayah IV, 2007
Dr. Syahdin, dalam pelatihan dosen ISBD Kopertis Wilayah IV (2007)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment